Selasa, 16 November 2010

Cara membasmi hama pada tanaman anggrek

Seperti halnya jenis tanaman lainnya, anggrek juga dapat diserang oleh hama. Hama dapat berasal dari serangga biasa atau serangga berkulit lunak.
Terdapat beberapa jenis serangga yang sering menyerang anggrek yaitu :
  • Tungau (spider mite) :
    Serangga ini sangat kecil (0,2-0,3 mm) berwarna kemerahan jumlahnya banyak, menghisap cairan dan klorofil daun. Bekas serangan berupa lapisan putih mengkilat dibagian bawah daun dan akan berubah menjadi bercak hitam. Pada bagian atas daun akan terlihat bercak2 berwarna kuning dan pertumbuhan daun tidak baik (berkeriput) yang akhirnya bisa mematikan tanaman jika tidak segera dicegah. Serangan yang hebat terjadi pada waktu musim kemarau dimana udara kering. Karena cara makannya dengan menusuk daun maka berpotensi sebagai penyebar virus. Untuk mendeteksi hama ini adalah dengan mengusap daun menggunakan kapas/tissue, jika pada kapas terdapat warna kemerahan maka tanaman tersebut dihuni oleh tungau. Pengendalian : Daun digosok dengan kapas dan air sabun atau alkohol 70%; apabila serangan sudah parah, harus disemprot dengan insektisida (Kelthane). Dengan meningkatkan kelembaban merupakan salah satu pencegahan dari serangan hama ini.
  • Kutu perisai (scale) :
    Hama ini kecil (panjang 1-5 mm), menetap pada bagian bawah daun dan pada bagian dalam pelepah daun dan mengisap cairan daun sehingga akan mengganggu proses fotosintesis (metabolisme). Jenis anggrek cattleya adalah yang paling banyak diserang. Pada waktu mengisap cairan tanaman, juga mengeluarkan cairan manis spt madu shg ada kemungkinan kehadiran semut merupakan pertanda kehadiran hama ini. Daun yang terkena serangan akan berwarna kuning dan rontok sebelum waktunya. Pengendalian : bersihkan daun dengan kapas/tissue dan air sabun, buang pelepah daun yang sudah mati. Karena hama ini mempunyai kulit seperti lilin maka insektisida-langsung akan kurang ampuh, lebih baik menggunakan insektisida-sistemik.
  • Kutu daun (Aphid) :
    Hama ini berwarna hijau atau kuning seperti scale, menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan daun pada pucuk, tangkai bunga ataupun bagian tanaman lainnya yang menyimpan bahan makanan. Serangan berat menyebabkan daun-daun melengkung, belang-belang kekuningan (klorosis) dan akhirnya rontok. Karena mudah berpindah kutu daun ini tidak hanya menjadi hama tetapi juga dapat menjadi penyebar virus. Seperti kutu perisai, aphid juga mengeluarkan cairan manis spt madu yang dapat mengundang semut. Cairan manis ini akan ditumbuhi cendawan jelaga berwarna hitam sehingga menghambat proses fotosintesis. Pertumbuhan kutu daun ini tergantung dari suhu udara, akan berkembang lebih cepat pada musim kemarau. Pengendalian : kutu daun ini mudah untuk dimatikan dan dibuang dari tanaman menggunakan semprotan air atau sikat, atau dapat pula menggunakan insektisida untuk hama ini, hanya hati-hati jika menyemprot bagian bunga, insektisida dapat merusak bunga.
  • Kutu putih (Mealybug) :
    Serangga ini mengeluarkan sejenis zat putih yang berlilin, berkapas putih yang menutupi keseluruhan badan lembut yang berwarna merah muda, menyebabkan ia kelihatan seperti debu putih. Dapat ditemukan pertemuan antara daun dan batang (buku-buku batang) dan diatas dan dibawah daun muda. Mereka menghisap sari dari tanaman, dimana dapat membuat tanaman menjadi layu. Seperti kutu perisai, kutu putih ini juga mengeluarkan cairan manis spt madu yang dapat mengundang semut. Pengendalian : Seperti pada tungau, daun digosok dengan kapas dan air sabun atau alkohol 70%; apabila serangan sudah parah, harus disemprot dengan insektisida (Akothion). Telur serangga ini tidak mempan terhadap kebanyakan insektisida, maka semprot 2 minggu kemudian untuk membasmi telur yang baru menetas.
  • Thrips :
    Serangga ini sangat kecil (panjang 1 mm), menempel pada buku-buku batang, pada daun muda dan diatas putik bunga. Serangan hebat hama tersebut pada musim kemarau dengan memakan bagian dalam bunga atau putik bunga dengan mengorek sel pokok dan menghisap cairan makanan pada permukaan daun dimana daun yang telah diisap menjadi berwarna putih seperti perak karena udara masuk ke dalamnya dan cacat pada putik-putik bunga sehingga bunga tidak akan mekar dengan sempurna. Karena mudah berpindah dan dari cara makannya, serangga ini tidak hanya menjadi hama tetapi juga dapat menjadi penyebar virus. Pengendalian : secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot dengan insektisida kimia (Akothion, Supracide dll).
  • Whiteflies (lalat putih) :
    Serangga kecil ini berwarna putih, dapat terbang dan menyerang daun dengan mengisap cairan daun. Pada serangan yang berat daun menjadi kering, pertumbuhan terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Untuk mendeteksi hama ini adalah dengan meletakkan benda berwarna kuning, karena warna kuning akan sangat menarik serangga ini untuk datang. Hama ini juga secara tidak langsung dapat sebagai penyebar virus. Pengendalian : segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak atau sistemik.
  • Kumbang gajah (orchid weevil) :
    Gejala : Kumbang ini berwarna hitam kotor/tidak mengkilap (panjang 3,5-7 mm) bertelur pada daun atau lubang batang tanaman. Kerusakan terjadi karena larvanya menggerek daun dan memakan jaringan di bagian dalam batang sehingga mengakibatkan aliran air dan hara dari akar terputus serta daun-daun menjadi kuning dan layu. Kerusakan pada daun menyebabkan daun berlubang-lubang. Larva juga menggerek batang umbi, pucuk dan batang untuk membentuk kepompong, sedangkan kumbang dewasa memakan epdermis/permukaan daun muda, jaringan/tangkai bunga dan pucuk/kuntum sehingga dapat mengakibatkan kematian bagian tanaman yang dirusak. Serangan pada titik tumbuh dapat mematikan tanaman. Pada pembibitan Phalaenopsis sp. dapat terserang berat hama ini. Serangan kumbang gajah dapat terjadi sepanjang tahun, tetapi paling banyak terjadi pada musim hujan, terutama pada awal musim hujan tiba. Pengendalian : menyemprotkan tanaman yang diserang dengan menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.
  • Semut :
    Semut merupakan hama yang tidak secara langsung merusak anggrek. Cendawan yang dibawa oleh semut merusak akar dan tunas muda. Kehadiran semut juga dapat sebagai tanda/indikasi adanya hama lainnya seperti scale, aphid atau kutu putih karena hama-hama tersebut mengeluarkan cairan manis yang disukai semut. Pengendalian : pot direndam dalam air, basmi hama (scale, aphid atau kutu putih) yang mengeluarkan cairan manis tersebut dengan insektisida dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar lokasi tanaman.
  • Belalang :
    Gejala : pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan dan berwarna hitam. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendalian : segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak atau sistemik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan/dibunuh.
  • Keong, Siput, Bekecot
    Gejala : memakan lembaran daun dan keluar pada malam hari. Pengendalian : dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila jumlah banyak perlu memakai insektisida.





Referensi : Direktorat Perlindungan Hortilkultura dan sumber lainnya
 
Sumber

1 komentar: